Januari Barometer*


Selamat siang…

Orang sering menyamakan arti dari dua istilah ini: Januari Effect dan Januari Barometer.  Padahal, keduanya mengalami perbedaan yang sangat nyata.

Secara definisi, Januari Effect adalah kenaikan harga saham-saham (terutama saham-saham small cap, atau bisa juga saham-saham yang selama setahun sebelumnya adalah saham looser/underperform) yang terjadi selama bulan Januari.  Yang terjadi adalah fund manager cenderung untuk merealisasikan loss di bulan Desember atas saham-saham laggards (yang berada dalam posisi rugi) dengan motif untuk menekan pajak.

Disisi lain, definisi dari Januari Barometer adalah kondisi dimana pergerakan indeks di bulan Januari, merupakan indikasi dari arah indeks selama setahun penuh.  Januari Barometer ini, pertama kali ‘ditemukan’ pada indeks-indeks yang digunakan di bursa-bursa yang terdapat di Amerika Serikat.  Rocky White pada www.forbes.com memaparkan Januari Barometer ini sebagai berikut:

“….for the Dow Jones Industrial Average (DJIA) since 1950 suggests there is something to the January Barometer. When the Dow is positive in January, then the rest of the year is positive 83% of the time, averaging additional gains of 9.59%.”

Pada kesempatan lain, Adam Shell dari USA Today melukiskan Januari Barometer sebagai berikut:

“This barometer states that “as the S&P 500 goes in January, so goes the year.” This market prediction tool has been correct 89% of the time since 1950, suffering only seven major setbacks.”

Jadi… dalam fenomena Januari Barometer ini, arah dari pergerakan indeks selama setahun penuh, akan ditentukan dengan arah dari indeks selama bulan Januari dengan akurasi (kalau di bursa Amerika niy…) sebesar 85%  untuk Dow Jones Industrial Average, dan 89% untuk S&P 500.  Suatu angka yang sangat tinggi untuk ukuran akurasi prediksi.

Januari Barometer di Indonesia

Bagaimana dengan Januari Barometer di Indonesia?  Sayangnya, data dari pergerakan historis IHSG, tidak sepanjang data historis pergerakan indeks di Amerika.  Dari data bulanan yang kami peroleh dari finance.yahoo.com, hanya berhasil ‘menarik’ IHSG bulanan dari tahun 1997 – sekarang.  Data yang tersedia, hanya data 14 tahun, semenjak tahun Januari tahun 1998.  Dari data tersebut, kami mendapati fakta sebagai berikut:

  • Dari pergerakan IHSG selama 14 tahun tersebut, terdapat 8 kali dimana Januari barometer berlaku.  Probabilitas 57.14% ini sangat jauh dengan probabilitas diatas 85% yang terjadi pada indeks harga saham yang ada di bursa-bursa Amerika.  Januari Barometer di Indonesia, hasilnya tidak sama validnya dengan Januari Barometer di Bursa Amerika.
  • Disisi lain, ketika Januari Barometer terjadi, rata-rata return dari IHSG
    terlihat luar biasa tinggi, yaitu sebesar 40.1%.  Ini diatas rata-rata dari 9.59% yang terjadi pada indeks Dow Jones Industrial.  (Bisa jadi memang karena IHSG lebih volatile jika dibandingkan dengan indeks DJI).

Jadi… Apakah tahun ini IHSG akan bergerak naik?  Berapa kenaikan IHSG untuk tahun ini?  Memang sih… sejarah belum tentu akan berulang dengan ketepatan yang pasti.  Tapi … kenaikan sebesar 3.1% yang terjadi pada IHSG di bulan Januari ini, membuat saya, analis yang punya target IHSG di 4500 – 4800 untuk tahun ini, menjadi lebih tenang.

Happy trading… semoga untung!!!

Satrio Utomo

*bacalah halaman disclaimer sebelum anda melakukan posisi beli atau posisi jual berdasarkan ulasan ini.  Terima kasih.

Leave a comment

  • Top Posts

  • Visit Website of Our Visitors