Pengumuman Kinerja Emiten: Perbedaan Reaksi antara Pemodal Asing vs Pemodal Aseng


Selamat pagi…

Kembali ke artikel awal: Trading untuk Pemula

….Harga saham TLKM ini bagaimana? Katanya laba bersihnya naik 17,24 persen, kok harga sahamnya turun???  Memang kurang ajar sekali bandar saham TLKM ini…. Pemodal retail seperti saya selalu dikerjain!

Itu adalah komentar dari seorang pemodal retail yang sempat curcol (curhat colongan) pada tanggal 7 Maret lalu, sehari setelah PT Telekomunikasi Indonesia (TLKM) mempublikasikan kinerja keutangan untuk tahun buku 2012.

Saya kemudian bertanya: “Loh Pak… emang kalau laba bersih naik, terus harga sahamnya harus naik?”

Pemodal itu menjawab: “Iya lah… saham  XXXX yang saya  punya (beliau menyebutkan salah satu saham lapis kedua), kemarin harganya langsung naik setelah mengumumkan kinerjanya meroket”.

Ketika earning season (waktu dimana emiten biasanya mengumumkan kinerja keuangannya), mengharapkan harga akan bergerak naik ketika pengumuman kinerja positif dari sebuah emiten adalah kebiasaan hampir selalu dilakukan oleh seorang pemodal retail.  Padahal, reaksi pasar terhadap penyampaian kinerja emiten, sebenarnya tidak sama untuk setiap emiten.  Salah satu perbedaan yang sering bisa kita lihat adalah: perbedaan reaksi dari saham yang biasanya menjadi ‘mainan’ dariPemodal Asing’ (saham-saham yang penggeraknya adalah pemodal asing, biasanya adalah saham saham blue chip dengan kapitalisasi pasar yang besar), dengan saham-saham lapis kedua yang penggeraknya biasanya adalah pemodal lokal, ‘Pemodal Aseng’ begitu orang menyebutnya.

Di kalangan pemodal, saham-saham tersebut kemudian disebut sesuai dengan siapa pemainnya.  ‘Saham Asing’ adalah saham-saham yang pemain utamanya adalah pemodal asing, atau setidaknya adalah fund manager (baik lokal maupun asing) yang melakukan transaksi berdasarkan hitungan fundamental yang mereka lakukan.  Saham-saham ini biasanya memiliki kapitalisasi yang besar, yang merupakan penggerak indeks benchmark (bisa IHSG, LQ-45,  atau indeks yang lain, termasuk didalamnya indeks sektoral), atau setidaknya, merupakan saham-saham yang banyak diteropong oleh tim riset dari foreign houses (broker-broker asing).  ASII, BMRI, BBRI, TLKM, BBCA adalah beberapa contoh dari Saham Asing ini.

Saham Aseng adalah semua saham yang selain selain saham asing tersebut, yang sering kali dimainkan oleh pemodal lokal.

Alasan dari Penyebab dari perbedaan ini adalah: pemodal asing melakukan penghitungan valuasi, baik secara langsung, ataupun secara tidak langsung yang dilakukan oleh research house asing tempat mereka bertransaksi.  Valuasi tersebut, komponen utamanya adalah laba bersih.  Jadi:

Pemodal asing bereaksi terhadap perbandingan laba bersih emiten setelah dibandingkan dengan angka konsensus atau angka hitungan yang mereka lakukan sendiri.  Jika laba bersih itu diatas hitungan (ekspektasi) mereka, maka (kemungkinan besar) mereka akan menaikkan valuasi dari emiten tersebut, dan itu bisa membuat arus pemodal untuk membeli saham tersebut.  Sebaliknya, jika laba bersih dibawah ekspektasi, maka pemodal asing (sering kali) akan melakukan aksi jual, karena mereka bisa saja menurunkan peringkat rekomendasi atau menurunkan valuasi dari emiten tersebut.

Sedangkan untuk pemodal Aseng… mereka biasanya tidak berhitung.  Ada sih yang berhitung, tapi biasanya tidak banyak.  Nah.. Karena tidak berhitung, penyakit ‘gumunan’ (gampang heran), sering kali menyergap pemodal Aseng. Jadi…

Pemodal Aseng hanya melihat growth (pertumbuhan/ peningkatan laba bersih).  Kalau pertumbuhannya tinggi, mereka akan melakukan aksi beli, dengan harapan deviden yang diharapkan bakal lebih banyak.

Contoh terakhir dari reaksi Asing terhadap Saham Asing, bisa dilihat pada saham TLKM.  Kalau anda melihat kinerja TLKM laba bersih naik 17,24% tapi harga turun, tolong cek dulu angka konsensus laba bersihnya*.  Disitu bisa dilihat bahwa ternyata konsensus laba bersih TLKM adalah sebesar Rp 13,2 tr… sedangkan laba bersih TLKM hanya sebesar Rp 12,8.  Jadi… kenaikan 17,24% tidak memuaskan mereka.. mereka kemudian melakukan posisi jual.  Pada ASII juga kejadiannya kurang lebih sama.  Karena kinerja FY 2012 ternyata dibawah ekspetasi

Kalau contoh reaksi pemodal lokal (Pemodal Aseng) terhadap pergerakan dari saham-saham ?  Banyak lah… anda tinggal lihat headline dari surat kabar atau online news, apalagi kalau baru sekedar rumor.  Kalau ada berita bagus tentang kinerja emiten…. dengan kinerja naik diatas 100%… sering kali harga bergerak naik… meski terkadang kenaikannya hanya intraday.  Kalau Saham Aseng yang kemudian malah turun setelah pengumuman kinerja, tolong juga jangan dipukul rata bahwa ‘bandarnya jahat’, mau ngerjarin pemodal retail, dll.  Bisa saja koreksi tersebut, akibat pemodal tidak lagi melihat peluang untuk terjadinya ‘massive earning growth’ (kenaikan pendapatan atau laba perusahaan dalam jumlah yang luar biasa) untuk di masa yang akan datang.  Sebagai contoh: kalau perusahaan property, bisa saja karena cadangan lahan kosong (land bank) yang dimilikinya memang sudah habis.  Atau, untuk perusahaan batubara yang baru saja backdoor listing, bisa jadi backdoor listing tersebut sudah berlangsung lebih satu tahun yang lalu.  Jadi, pada laporan keuangan mendatang ‘ledakan kinerja’ yang biasanya mengikuti saham backdoor listing, pengaruhnya sudah hilang.  Pada laporan keuangan mendatang, pertumbuhan pendapatan atau labanya akan kembali ke asli, terkait dengan harga batubara yang selama setahun terakhir ini turun.

Jadi… kalau ada pengumuman kinerja, belum tentu kenaikan laba bersih yang spektakuler akan membuat harga saham bergerak naik.  Anda harus melihat banyak faktor, sebelum memutuskan untuk melakukan perburuan di pagi hari, ketika saham mulai diperdagangkan.

So… saham apa yang sedang anda pegang? Saham Asing atau Saham Aseng? Semoga tulisan ini bisa menjadi bekal agar anda bisa bereaksi dengan lebih baik pada earning season kuartal pertama 2013 yang akan mulai berlangsung sebulan lagi.

Happy trading… semoga barokah!!!

Satrio Utomo

Kembali ke artikel awal: Trading untuk Pemula

*angka konsensus laba bersih yang saya gunakan disini, adalah angka konsensus yang ada pada terminal Bloomberg.  Angka konsensus analis yang tersedia untuk umum, bisa dilihat website Reuters.

Comments
One Response to “Pengumuman Kinerja Emiten: Perbedaan Reaksi antara Pemodal Asing vs Pemodal Aseng”
Trackbacks
Check out what others are saying...


Leave a comment

  • Top Posts

  • Visit Website of Our Visitors